Monday, January 25, 2016

Why oh why

Kenapa oh kenapa

Gimana oh gimana

Tolong

I need help

Di saat sepi sendiri seperti ini, pikiranku melayang pergi. Hatiku hampa, suasana senyap, sepi, sendiri.

Ku akui. Aku selalu kurang bersyukur. Padahal Allah SWT sudah selalu memberikan yang terbaik buatku. Hanya saja, aku selalu meminta lebh lebih dan lebih.

Masih ingtakah akan tulisanku sebelumnya dan sebelumnya dan sebelumnya? Ya, semakin kubaca, semakjn kusadari, betapa tidak bersyukurnya aku.

Maka dari itu, aku bingung, semakin bingung. Bagaimana cara tuk move on dari dunia itu. Bagaimana cara tuk fokus meraih cita-cita di masa depan. Aku sudah terlalu nyaman di dunia itu. Sulit. Sangat sulit untuk melangkah ke dunia yang lain. Apalagi, akhir-akhir ini merupakan masa transisi antara dua dunia. Masa-masa kosong. Tak ada jadwal. Tak ada kegiatan pasti. Ku harus tentukan jadwal pribadi. Skripsi. Ya. Skripsi. Fokus skripsi. Fokus OSCE. Fokus koas. Fokus. Fokus. Fokus. Fokus!

Mungkin orang lain takkan tahu, betapa ku merindukan dunia itu, masa-masa itu. Masa-masa indah. Masa-masa preklinik. Aku ceritain deh. Dari awal sampai akhir, insya Allah.



2012

Yup, inilah tahun membahagiakan bagiku dan keluarga. Tahun aku berhasil masuk fakultas dan universitas impian. FKG Unpad. Mungkin bagi orang lain, fkg unpad merupakan pilihan kedua, dan "ga sengaja" masuk kesini (walaupun sebenernya dengan memilih itu artinya sengaja, hehe, peace). Tapi bagiku, masuk kesini itu sebuah perjuangan (dan tentu saja berkat doa dan restu orang tuaku dan keluarga besar). Tidak mudah buatku untuk untuk masuk kesini. Percaya ga percaya, aku belajar sungguh-sungguh selama sebulan penuh demi masuk kesini. Dan Alhamdulillah aku dinyatakan lulus. Alhamdulillah ya Rabb. 

Masuk kesini aku langsung disambut dengan? yups, PAB atau yang biasa dikenal dengan OSPEK. Hmmm.. apa ya yang mau kutulis tentang PAB, bingung. Mungkin karena sudah pernah “dibelakang layar”, rasanya agak sulit untuk mengungkapkan perasaan dari sisi “peserta”. Tapi, akan kucoba.

PAB. Penerimaan Anggota Baru. Dari awal aku sudah diwanti-wanti sama mama, kalau sebenernya, “kakak-kakak yang nanti marah-marah itu justru sebenernya kakak-kakak yang sebenernya baik”. Dan bener, setelah PAB beres, kerasa banget, justru kakak-kakak itu memang baik dan menjadi pembimbing buat adik-adiknya. Walau awalnya, siapa yang tidak sebel “dimarahi” alias sebenernya evaluasi, tapi karena ingat wejangan mama dan justru sebenernya emang menjadi bahan evaluasi atau introspeksi diri banget, evaluasi tidak membuatku down atau benar-benar tertekan. Dan satu kata yang bener-bener selalu ku ingat hingga saat ini adalah INISIATIF. Kata ini seakan-akan telah merasuki alam bawah sadarku. Berkat mereka, salah satunya, aku menjadi sadar tuk lebih peduli sama orang lain dan lingkungan sekitar, dan juga harus menjadi orang yang inisiatif, tidak nunggu disuruh. 

PAB dilaksanakan selama 3 hari yang didahului dengan Technical Meeting. Berbeda dengan maba kebanyakan (bukan semua, karena ada juga yang bernasib sama bahkan lebih “sedih” dari aku), aku yang jauh dari orang tua (tapi alhamdulillah ada tante di bandung) harus berusaha sendiri. Bulan puasa alias bulan ramadhan tahun ini, untuk pertama kalinya aku jalani sendiri tanpa keluarga, karena aku harus mengikuti PAB (Alhamdulillah selesai PAB aku langsung pulang kerumah, hehe). Hari ke-0 alias technical meeting, hmm kalau inget-inget ini aku selalu pengen ketawa, kenapa, jadi gini, karena aku sadar banget kalau aku gapunya kenalan, aku langsung kenalan sama orang-orang didepan dan dibelakang aku. Di saat aku sebenernya udah agak terlambat dan orang-orang udah baris buat absen, aku nyempil masuk barisan kelompok ku (Kelompok 9 – Sturdevant) dan tanpa pikir panjang aku masih sempet-sempetnya kenalan sama orang-orang yang terdekat dengan tempat aku berdiri. 

3 hari PAB menjadi lebih ringan karena semua tugas kami kerjakan bersama, bahkan tugas individu pun kami kerjakan bersama. Indahnya kebersamaan. Loh gimana caranya tugas individu dikerjakan bersama? Jadi gini, alhamdulillah aku sekelompok dengan teman yang rumahnya di bandung dan kakaknya anak fkg unpad dan setelah selesai PAB baru diketahui bahwa ibunya dosen fkg unpad. Temanku itulah yang mengerjakan tugas individu kami yang bersifat ke-fkg-an, kemudian di share. Bahkan, saking disatukannya oleh kesamaan nasib, kenal ga kenal, sekelompok ga sekelompok, aku inget banget, di pos polisi, subuh-subuh kami “mencontek tugas individu” bersama. Gelapnya kondisi tak menjadi halangan, yang penting ngerjain. Bukan untuk ditiru. Tapi itulah kocaknya. Walau pada akhirnya, hasil contekanku kurang tepat juga (karena gelap jadi salah gambar, haha). Satu hal yang tak pernah terlupakan olehku dan teman-teman angkatanku adalah saat kami berjoget sebagai konsekuensi (yang kami tentukan sendiri) atas kesalahan kami (aku lupa kesalahannya apa). Joget diiringi lagu kopi dangdut yang kami nyanyikan sontak membuat kami semua ngakak bahkan semua panitia pun ngkakak dan kakak-kakak evaluator pun harus bersembunyi ke belakang untuk menutupi gelak tawanya. Kami yang tak sempat menghafal lirik lagu kopi dangdut hanya bergumam menyanyikan lagunya, dan yang membuat kami ngakak adalah komang (komandan angkatan) kami yang berjoget dengan sepenuh hati, berjoget sampat terjongkok-jongkok kebawah, di hadapan kami. HAHAHAHAHA. Unbelieveble. Ajaib. Sukses menjadi humor diantara tekanan yang ada. 

Tool box. Ya, tool box yang biasa kubawa selama 3 tahun kebelakang, juga merupakan salah satu pengalaman tak terlupakan. Kenapa? Karena saat PAB setiap kelompok diwajibkan membawa tool box dengan kriteria mudah dibawa, anti air, dan kuat. Hari-hari awal kami inisiatif membuat dengan kayu dan triplek. Tapi, sayang sekali, tool box yang kami buat tidak sesuai kriteria, dan hari terakhir, dengan pasrahnya, perwakilan angkatanku membeli EMBER yang notabene bentuknya ga ada box-box nya sama sekali. HAHAHAHAH. Ajaib lagi. Dan aku baru menyadari itu setelah di evaluasi oleh kakak evaluator. Saking udah gabisa mikir sama sekali dan pasrah. Dan pada akhirnya, semua ember hancur lebur, karena suatu hal yang tak bisa kujelaskan disini.
Setelah PAB, kami harus mengikuti MABIM (Masa Bimbingan) supaya bisa jadi kema fkg. Alhamdulillah lancar. Serunya dari mabim, diakhiri dengan outbond. Penuh kodok. Kaos putih yang kupakai sukses berubah warna jadi coklat dan berkali-kali dicucipun tetep gamau kembali ke warna asli.

LKMM. Aku harus tutup mulut soal yang ini. Tapi yang pasti ga rugi ikutan LKMM ini, walau ga wajib, setidaknya setiap mahasiswa kudu mewajibkan diri sendiri buat mengikuti latihan kepemimpinan dan manajerial mahasiswa ini. Kenapa? karena disini kita bener-bener dilatih bagaimana menjadi pemimpin, manajemen waktu, manajemen diri, dasar-dasar organisasi, dan masih banyak lagi. Banyak banget keuntungan yang bisa didapat dari kegiatan ini. Apalagi sebagai mahasiswa ada baiknya kita belajar buat mengembangkan soft skill kita, karena soft skill itu penting banget buat kehidupan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Pokoknya nothing to lose deh ikut acara ini, malah untung tung tung tung. 

Habis itu aku ikutan Executive dan Legislative School. Disini kita belajar tentang seluk beluk BEM dan BPM khususnya di fkg unpad. Buat yang mau ikutan BEM atau BPM kudu banget nih ikutan acara ini, karena disinilah kita dibekali sebelum menjadi anggota BEM atau BPM. Ga mau kan masuk ke organisasi tanpa tahu apa-apa tentang organisasi tersebut. 

Pokoknya tahun pertama aku masuk fkg, banyak banget ilmu baru yang aku dapet, dan emang dari awal aku udah niat, selama kuliah ini aku harus mengembangkan soft skill, masa-masa kuliah harus bener-bener aku manfaatin dengan baik untuk pengembangan soft skill dan hard skill. Tapi, sayanganya di tahun pertama, entah kenapa, orang tuaku tidak mengizinkan aku ikut BEM karena alasan akademik. What?! padahal dulu orang tuaku yang merekomendasikan aku buat aktif selama kuliah dengan ikut BEM dan lain-lain. Apa mau dikata, aku menuruti orang tuaku. Tahun pertama kujalani dengan KUPUKUPU-kuliahpulangkuliahpulang. Kupukupu ga ada salahnya buat orang lain, karena mungkin punya kesibukan lain diluar. Tapi bagiku, anak-rantau-ga-ada-kerjaan-selain-belajar, kupukupu itu masalah besar. Akibat kupukupu aku cuma kenal temang seangkatan dan kakak asuh saja, thats it dan pengembangan soft skill ku jalan ditempat. 


2013

Akhirnya kuputuskan untuk ikut berbagai kepanitiaan, salah satunya panitia PAB-MABIM. Disitu aku masuk divisi transkons, tapi mungkin karena terlalu banyak anggota, aku gabut, dan akhirnya kuputuskan untuk daftar menjadi panitia khusus, menjadi medik kelompok. Banyak banget manfaat yang bisa kuambil dari kepanitiaan ini, aku jadi tau belakang layarnya ospek gimana, tau kaderisasi di fkg kayak gimana, kenapa harus begini, kenapa harus begitu, dan semua yang aku rasakan selama PAB-Mabim tahun pertama menjadi sesuatu yang semakin make sense buat aku. Karena ternyata semua hal yang terjadi dan dilakukan itu ada latar belakang dan tujuannya, bukan sebuah perploncoan, sebab selama ospek pun dilarang hukuman fisik, dan apa yang terjadi di ospek itu benar-benar menggambarkan fkg banget. 

Aku juga ikut KKM-Kelompok Kegiatan Mahasiswa yaitu perkusi. Awalnya aku ragu masuk kkm ini, soalnya ternyata rata-rata anggota kkm itu kakak-kakak evaluator, walau udah tau mereka gimana, terkadang masih segan lah. Tapi tanpa berpikir panjang alias over thinking, aku daftar, dan aku ga menyesal. Mukul-mukul galon atau apalah emang merupakan hal yang kusukai dari kecil, jadi ikut kkm ini bener-bener menyenangkan buat aku. Kami beberapa diundang tampil dalam beberapa acara dan seru banget. Apalagi kakak-kakak perkusi emang ternyata ngemong banget, jadi aku tetep bertahan sampe masa aku bisa kkm perkusi berakhir.

 -- To be continued

No comments:

Post a Comment